Minggu, 27 Maret 2016

Eksistensi PKTQ dalam Birokrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Barangkali di antara kita ada yang pernah mendengar kisah seorang mahasiswa Tarbiyah yang kisinan waktu KKN. Ceritanya ketika dia diminta untuk membaca Quran di hadapan masyarakat, bacaannya jauh dari label mahasiswa, apalagi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Menyikapi hal ini Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan tidak tinggal diam, ia membentuk PKTQ dan memberikan wewenang plus tanggung jawab sebagai wadah pelatihan dan standardisasi bacaan Quran bagi seluruh mahasiswa FITK.
Program PKTQ menyasar seluruh mahasiswa Tarbiyah tanpa terkecuali. Memiliki otoritas dengan sertifikat yang ditandatangani WD III, PKTQ merupakan LKM dengan tanggung jawab terbesar di lingkaran Tarbiyah melebihi LKM-LKM lainnya. Berdasarkan kuantitas, semua mahasiswa Tarbiyah harus mencicipi dan lulus dari PKTQ sebelum KKN bahkan munaqosyah. Perlu diketahui bahwa mahasiswa yang hendak KKN maupun munaqosyah harus memiliki kompetensi yang disahkan PKTQ sebagai rukun KKN atau syarat munaqosyah. Sedangkan secara kualitas, PKTQ sebagai LKM memiliki beban dan tanggung jawab untuk turut mereduksi angka ketidakmampuan membaca Quran di fakultas. Masih banyak mahasiswa Tarbiyah yang belum mampu membaca Quran, bahkan satu dua di antara mereka masih membaca dengan mengeja. Oleh karena itu, perekrutan tenaga pendidik memiliki seleksi yang cukup ketat yang didasarkan pada kompetensi dan komitmen.
Hari Quran
Program PKTQ yang paling nampak adalah asistensi, bimbingan bagi teman-teman mahasiswa yang belum mampu membaca Quran dengan baik. PKTQ merencanakan program asistensi dilaksanakan setiap Sabtu di lingkungan kampus. Dari proses pendadaran yang konsisten dan serempak ini, PKTQ berniat menjadikan Sabtu sebagai ‘Hari Quran’ di fakultas tercinta. Niat baik ini tentu tidak akan terwujud tanpa dukungan penuh dari semua elemen di fakultas, terutama para peserta asistensi. Melalui PKTQ, kami mengajak teman-teman semua untuk ‘istibaq al-khoirot’, berkolaborasi (bukan berlomba-lomba) dalam kebaikan agar cita-cita luhur pendidikan Islam tidak hanya menjadi utopia. (AF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar